Selat Lembeh

Selat Lembeh
Bitung Sulawesi Utara Indonesia

Tuesday, August 4, 2015

Kolaborasi Pariwisata dan Pemeberdayaan Masyarakat

Kita Indonesia bukan? Mulai dari hal kecil kita majukan bangsa ini, kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita, siapa lagi?


Menjelajah kampung, kelurahan dan desa adalah kegiatan harianku, nyaris tiada hari tanpa keliling kelurahan demi kelurahan kecuali hari miggu atau libur. Sebagai seorang fasilitator masyarakat, aku menjalankan tugasku dengan penuh minat, maklum jalan-jalan adalah hobiku. Dalam rutinitas pekerjaanku, aku mulai menyadari bahwa ternyata banyak tempat unik dan pantas menjadi tujuan wisata yang bisa lebih dimajukan didaerahku.
Alam yang indah, masyarakatnya welcome tapi apa yang bisa kulakukan untuk memajukan semuanya, membuat daerah ini lebih dikenal, membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya sanitasi untuk menunjang kelestarian lingkungan  dan menarik wisatawan datang ketempat ini hingga yang terpenting menyiapkan masyarakat,  baik dari segi kapasitas ataupun mental untuk menghadapi kemajuan daerah ini. Apakah aku harus masuk dalam Kabinet Jokowi Meeri Paiwisata?  (mengulum senyum), masa iya sih?
Seumur hidupku aku baru menapakkan kakiku ke beberapa pulau, seperti Pulau Jawa, Kalimantan, Maluku dan Sulawesi namun selama ini aku sudah sering melirikkan mataku keberbagai tempat diseluruh dunia, hayooooo, asik bukan? Tentu, lewat Internet, Televisi dan Media Cetak (hehehehe, tertawa aku dalam hati).
Beberapa tahun terakhir, dunia Internet sudah menjadi bagian dari hidup manusia dibumi, berkembang pesat bagaika laju meteor,  diikuti oleh jutaan orang dibumi, informasi dan kamunikasi menjadi tanpa batas, hidup terasa lebih berwarna dan bermakna.
Aku menjelajah dari satu negara kenegara  lain dalam satu genggaman yang bernama internet, sehingga tanpa kusadari aku mulai mempromosikan pariwisata daerahku melalui internet, tanpa POAC (Planning Oganizing Actuating Controling) yang menjlimet semuanya berjalan seperti air mengalir.
Passionku dalam dunia tulis menulis, fotografi, alam lingkungan yang asli seakan bersatu dalam keyboard Laptopku, semua mengalir saja. Disitu terselip juga penghargaan dari sebuah program yang memberikan Pelatihan Jurnalis Warga (Citizen Journalist) di Sulawesi Utara yang mengantarkanku menjadi utusan ke Festival Jurnalis Warga 2013 di Makasar Sulawesi Selatan, salah satunya,   selain penilaian saat pelatihan di Gand Puri Hotel Manado pada April 2013, nilai plusku yaitu karena aku siKOMPASIANER (mengembang senyumku).
Tak perlu muluk-muluk memang, aku hanya melakukan semuanya nyaris tak bermodal, selain passion yang kuat yaitu bagaimana memajukan daerahku khususnya pariwisata lewat tulisan dan internet, maka tertuanglah itu dalam Facebook Pribadi, Grup Facebook, Blog pribadi dan Kompasiana.
Tak perlu iri kepada sahabat-sahabat mayaku yang  berkeliling dunia dan menuliskan itu dalam reportasenya, didaerahku masih banyak tempat yang belum aku tuliskan, termasuk juga tujuan promosi, faislitasi   serta mengadvokasi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk menunjang kemajuan daerahku lewat pariwisata.
Mengkritik tak perlu nyelekit, cukup  publish fakta yang ada, dilengkapi foto agar lebih nyata, membuat kebisingan agar suara kita didengar oleh masyarakat dan pemerintah.
Tersenyum, ketika mengkritisi jalan yang rusak yang beberapa waktu kemudian diperbaiki, tempat-tempat sampah dadakan menjadi bersih dan dipagari.

Wisatawan asing, Wisata lokal  menjadi tau bahwa ada termpat indah didaerahku yang pantas untuk dikunjungi. Beberapa dari mereka bertanya mengenai tempat yang ku tulis, termasuk bertanya harga karcis, bagaimana jika membawa rombongan, kendaraan yang bisa mencapai daerah itu. Dilain waktu, aku melihat dalam postingan Facebook, mereka sudah disana.
Dan, bukan suatu kebetulan ketika dalam program pemberdayaan masyarakat didaerah kota Bitung yang aku dampingi, aku melirik agrowisata sebagai cikal bakal memajukan masyarakat lewat perubahan perilaku, persis pandangan dan usulan masyarakat yang terungkap dalam kajian pemetaan wilayah.


Thursday, June 4, 2015

Kemah

Hidup ini adalah perkemahan yang sekali waktu kemah tempat persinggahan ini pasti dibongkar.

Tak terasa 7 tahun membuka perkemahan di Matuari, yang menghasilkanse jumlah persahabatan, perselisihan,  pertentangan hingga solusi. Kini, kami harus membukah Kemah baru.  (Interesting thing in my life because harus mengiklaskanmu....)

Segenap sudut sudah menjadi saksi antara kau, aku dan mereka yang kemu dian disebut kita, sejumlah intrik, strategi dan perbedaan menjadikan kita lebih mengerti bahwa Tuhan menciptakan banyak hal untuk membuat kita lebih baik.

Ku ingat, waktu menemuimu dengan asing dan kaku saat itu, kita berjabat kemudian  mulai melukis sejumlah tema dan nuansa berwarna-warni yang dinamaiprioritas. Kita banyak menemui pembelajaran disana yang tak pernah bisa kita dapatkan dibangku kuliah setingkat doktoral sekalipun.

Maafkan aku pabila banyak harapanmu yang belum terwujud, bagiku meninggalkanmu untuk menjadikanmu lebih baik adalah suatu kebaggaan sekaligus kebahagiaan, sebab aku mencintaimu lebih dari yang kau tau dan aku ingin melakukannya dengan carakusendiri........

Mentari sudah melewati batas ketinggiannya dan  aku hanya bisa merasakan hangatnya pantulan kebumi yang  kita pijak. Banyak doa yang kukirim agarselalu yang terbaik untuk kamu, aku, mereka dan kita.

Kutitip segenggam harapan padamu, Percayalah aku tetap Mencintaimu dantidak setitikpun itu sirnah dari benakku, melepaskanmu seperti mengijinkanmu berlayar keperantauan untuk cita-citaluhurmu.


(Ku Persembahkan buat segenap Relawan dan Masyarakat dampinganku di PNPM Mandiri Perkotaan Bitung* Kini bernama P2KP Kota, dan semua teman-teman Fasilitator sejak2008-2015 yang dimulai dari nama Tim 25 hingga bernama Tim 22 yang mendampingi Matuari, suatu kebanggan bisa menjadi bagian dari kalian)

Akhirnya, ku Titip PLPBK Agrowisata Sagerat, my dream program, kepada Nova, Frully, Marsel, Soviln dan Maykel. (Kali ini, aku tak kuasa menahan air mataku bukan karena aku tak relah, tapi karenaa aku tau, inilah yang terbaik untukmu dan juga untukku.)

Awal Juni 2015,




Monday, May 25, 2015

Bisakah BITUNG tetap menjadi Kota Industri dan Wisata?

Adalah sebuah kota yang relatif kecil di Pulau Sulawesi bagian Utara, bernama Bitung. Dalam dinamika kehidupan, Bitung telah menjadi kota yang dinamis dan menarik, bukan hanya bagi masyarakat SULUT pinggiran yang berurbanisasi mencari kehidupan baru tapi, juga oleh penduduk Indonesia pada umumnya dan dunia. 

Sebagai kota Industri, Bitung tidak 100 persen menjadi kota Industri semata, kenyataanya Bitung justru berkembang sebagai Kota Wisata bahkan untuk kedepan Bitung lebih potensial menjadi "service city" seiring dengan daerah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan simpul HubPort dunia yang sementara di jalankan.

Pertanyaan, apakah pemerintah dan masyarakat bisa menjalankan dua dimensi ini secara bersamaan? Apakah lingkungan/alam sebagai modal dasar wisata bisa dipertahankan keaslian dan kearifannya atau hanya sekedar mendatangkan dan menguntungkan investor tapi merusak lingkungan hidup?









Tuesday, May 12, 2015

Desa Marinsow, Likupang Timur menyimpan Blue Legoon

Pantai Pall Likupang Timur
Pasir Putih di Pantai Pall Likupang Timur, Minahasa Utara.
Kamu-kamu yang lagi cari tempat wisata di daerah seputaran SULUT, mungkin Pantai Pall boleh menjadi referensi untuk dikunjungi
Model: Regina Kareh Lokasi: Pantai Pall Mnahasa Utara
Dari Bitung, ambil jalan melalui Kelurahan Danowudu, melewati Kelurahan Dua Sudar terus, pertigaan Kelurahan Batu Putih, jangan kekanan tapi ambil kiri lewati Kelurahan Pinasungkulan, Kelurahan terujung Bagian Barat Kota Bitung yang berbatasan dengan Desa Pinenek Kecamatan Likupang Timur, lewati juga Desa Rinondoran, Desa Kalinau, masih Kecamatan Likupang Timur akhirnya ketemu Desa Marinsow.  Hanya membutuhkan waktu 1 jam dari Girian.

Jika dari Manado untuk mencapai desa ini, anda bisa juga mengambil jalan dari Tatelu ( jalan ini lebih dekat bagi anda yang berdomisili di Manado).
Dari Desa Marinsow masih masuk 2.5 km untuk mencapai Pantai yang berpasir putih ini. Jika Pemerintah dan masyarakat serius untuk mengembangakn priwisata maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah mengaspal jalan 2.5 km ini agar pengunjung bisa lebih aman dan mudah mencapai tempat ini.
Pantai Pall selalu rame
Pantai Pall memang lagi trend akhir-akhir ini, berbatasan dengan Tanjung Pulisan yang sudah maenjadi tujuan para Diver dari Mancanegara, Sekarang mo apa lagi? Mari jo siap-siap datang.



Dianne D. Dirk
Marinsow Blue Lagoon
Marinsow LIKTIM


Sunday, May 10, 2015

Prostitusi Kelas menengah atas

Berita terbaru, paling hot, seorang model, bintang sinetron pendatang baru, cantik banget (secara fisik), jujur, bikin iri perempuan-perempuan lain dan bikin merinding laki-laki dewasa.

Prostitusi kelas atas diungkap Polisi Jakarta Selatan, AA si PSK  (Saksi) dan RA (Tersangka) sang Mucikari, (9/5/2015) diperiksa. Polisi berpura-pura jadi pemakai/pelanggan.  Tarif  Rp. 80 juta, DP 30 persen.

Prostitusi lagi menjadi Tranding Topic akhir-akhir ini, setelah kematian Tata Chubby alias Deudeuh yang terbukti menjajahkan diri lewat Media Sosial Twitter, tragisnya, Tata di cantik imut, terbunuh oleh lelaki pinpinbo (pinter-pinter bodoh)  yang keliatanya tertarik pada harta benda si Imut. Kasian Banget, sudah manusia tak punya tanggung jawab terhadap keluarga, manusia gatel, manusia berbau badan, pembunuh lagi...! Padahal berprofesi sebagai guru di Lembaga Bimbingan Belajar, artinya dari segi pendidikan formal, pasti sikeparat ini bukan manusia bodoh secara intelektual, pendidikan memang tidak menjamin kesehatan mental dan  humanitas seseorang.

Cek punya cek, tenyata belum ada pasal yang bisa menjerat sicantik-cantik ini, yang ada hukumnya yaitu masih  simucikarinya, terus pertanyaan, bagaimana hukumnya dengan para pemakainya? Cari juga dong....karena Hukum Ekonomi menjelaskan bahwa,  Ada Penawaran Karena Ada Permintaan bukan?? Selidiki juga dong, om-om Pejabat dan Pengusaha yang sering menggunakan jasa alias service dari para kaum hawa yang molik2 ini, so why not??

Prostitusi sudah ada sejak dulu kalah, pesimis hal itu bisa diberantas.

AA diindikasi kepanjangan dari Amelia Alfi


Sumber foto: Twitter.com
AA, Sumber foto Twitter.com

AA, Sumber FotoTwitter.com

Kemilau Sunset Manado, unforgetable moment

Manado tanpa Sunset Bulevard bagaikan Sayur tanpa garam, demikianlah kira-kira analogi Sunset di Bulevard Manado.

Tiga (3) B yaitu, Bubur, Bibir dan Bulevard: 1. Bubur Manado (Tinutuan) makanan khas orang Manado, 2 Bibir Cerewet Orang Manado yang rame dan ramah, 3. Sunset di Bulevard Manado yang selalu indah,  menjadi Ikon Kota Manado .

Model: Dianned, Photographer: Ichi
Mom n Kids, nampak Pulau Manado Tua di garis Sunset Bulevard
Sunset Bulevard paling cantik, saat udara disiang hari  cerah, pasti sunsetnya sangat indah, kemilau merah keemasan memantul dari ujung cakrawala, dipancarkan kelaut dan lingkungan sekitarnya, termasuk batu, karang diseputaran Pantai Bulevard Manado, sehingga Sunset selalu dinantkani di area sepanjang jalan Bulevard ini. Banyak  orang yang datang mengabadikan dengan  Camera HP sampai kamera canggih sekelas Cannon 5D atau yang lebih canggih lagi, I don't know what, apa namanya.




Makanya jika anda lagi tugas di Manado atau memang datang di Manado untuk jalan-jalan, jangan lupa menanti an menikmati Sunset di Bulevard, banyak Cafe disepanjang pinggir Pantai, apakah yang berada di Mall atau Cafe Tenda yang berjejer dibibir pantai. Disana bisa sekaligus makan dan menangkap moment ini, menarik bukan?



Sunset Manado


Kemilau Sunset Bulevard Manado

Si Emas, Sunset di Bulevard Manado

Keterangan Gambar: Asli tanpa edit dari Dianned_Dirk Photography

Obrolan dua gunung di Bitung

Gunung Klabat dari Selat Lembeh depan Kampung Pasir Panjang Pulau Lembeh


Klabat
Ada pemandangan yang selalu tampak menarik jika anda menjelajahi Kota Bitung, apalagi jika anda melintas di Kelurahan Girian , Manembo-nembo Atas,  atau jika kebetulan anda berada di Pulau Lembeh, apakah itu?
Nah loh....ngoni tau.....tahukah anda, ada 2 gunung yang berhadap-hadapan, yang seakan-akan sedang memperbincangkan kemajuan dan perkembangan Kota Bitung. Itulah Gunung Klabat dan Gunung Dua Sudara.

Padahalya...si Klabat terletak di Atas Kelurahan Airmadidi Atas, Kabupaten Minahasa Utara, sedangkan si Dua Sudara terletak di bagian Barat Kota Bitung, tepatnya diatas Kelurahan Dua Sudara, dekat Kelurahan Batu Putih Kecamatan Ranowulu. Begitulah, nggak perlu heran ngoni (kalian), sebab Kota Bitung ini, memang bagian dari Minahasa yang terbentuk dari sebuah daerah kecil yang didiami oleh wanua (orang) asal Minahasa bagaian Utara, yaitu Fam (Family atau Keluarga atau Marga) Lengkong, Fam Wullur, Fam Dotulong, Fam Sompotan, Fam Tudus dan lain lain  asal Minawerot, Tonsea yang Tumani (berdiam), berkebun, mencari kehidupan baru ditanah yang subur penuh susu dan madu.  Jadi Intinya Kota Bitung ini adalah bagian dari tanah Minahasa.
Gunung Dua Sudara dari sudut yang berbeda

Darat Maupun laut semuanya kaya, kaya ikan, kaya tumbuhan, tanah subur, laut kaya plus Benteng Laut alami yang bernama Pulau Lembeh, demikian juga Selat Lembeh yang berisi makluk aneh alias unik, itulah  Species Micro fish, ada juga makluk laut seperti bunglon, merubah diri menyesuaikan dengan warna lingkunganya.

Gunung Dua Sudara  bertetangga dengan Gunung/Pegunungan Tangkoko, dimana, sejumlah Binatang Edemik Sulawesi tinggal seperti si Monyet Imut Tarsius (Tarsier), si Monyet Hitam (Macaca Nigra)  alias Yaki Pantat Merah, Kuskus, Ular Hijau berbisa (sori, lupa namanya), Babi Rusa, sejumlah jenis Burung termasuk Burung Rongkongrusa yang cantik.

Bitung benar-benar melengkapai ciri khas kota Pelabuhan, Kota ini menjadi Kota yang sangat multi, multi etnis, multi industri bahkan multi konflik, multi kejahatan kalo nggak percaya, tanya tuh sama tukang ojek, yang beroperasi sampe malam atau bisa nanyain bapak serta ibu Lurah yang stiap hari mengurus masyarakatnya.

Sekian dulu ya kali ini, cerita tentang Bitung masih banyak lagi.....to be continue

Dua Sudara

Dua Sudara


Keterangan Gambar: Semua foto asli tanpa edit.  Dianned_Dirk Photography